Kota Cimahi,Nuansa Inspirasi.Com– Di tengah kerasnya kehidupan kota dan kian sempitnya ruang empati di masyarakat urban, masih ada sosok yang bersinar lewat ketulusan dan aksi nyata.
Ia dalah Ai Susanti, seorang gadis muda dari Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.
Di usianya yang masih 23 tahun, Susan begitu ia akrab disapa memilih jalan sunyi menjadi relawan kemanusiaan demi anak-anak dan warga yang membutuhkan uluran tangan.
“Awalnya, karena aku punya jiwa sosial yang tinggi dan suka bantu banyak orang,” kata Susan lirih saat diwawancarai, Sabtu 31 Mei 2025.
Namun, di balik semangatnya, tersimpan luka masa lalu yang membentuk prinsip hidupnya hari ini.
Susan tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah dan harus menjalani hidup mandiri sejak kecil di kampung.
Keterbatasan ekonomi tidak memadamkan nyala hatinya untuk menjadi cahaya bagi orang lain.
“Aku tidak mau melihat orang lain mengalami hal yang sama susah kayak aku dulu. Aku mau anak-anak yang aku bina tumbuh dengan baik dan bisa menemukan dirinya lebih baik,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Dari Nol hingga Puluhan Anak Binaan
Sejak Februari 2021, Susan menjadi tulang punggung berbagai kegiatan sosial di LKS Al-Hikmah Cimahi. Bukan hanya sebagai relawan biasa, ia adalah motor penggerak.
“Aku dari awal bikin perizinan LKS. Aku datang sendiri ke warga, RT, RW, kelurahan, kecamatan, sampai ke Dinsos. Terus sosialisasi ke anak-anak, ngajak mereka ngaji. Awalnya cuma 1–2 orang, sekarang sudah sampai 143 anak, dan yang aktif penuh ada 45 orang,” jelas Susan dengan penuh semangat.
Anak-anak binaannya kini sudah menunjukkan perkembangan luar biasa. Beberapa di antaranya bahkan berhasil meraih beasiswa yatim dari Rumah Amal Salman. Ada pula yang mendapat bantuan dari Yayasan YAPI Kemensos.
Tak hanya soal akademik, mereka juga aktif di bidang seni dan keagamaan dari mewarnai, hafalan Al-Qur'an, hingga story telling.
Tak jarang kegiatan mereka menarik perhatian banyak pihak. Dari mahasiswa, organisasi sosial, hingga tokoh-tokoh penting seperti Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, yang turut hadir dalam kegiatan bakti sosial bersama para relawan dan anak-anak LKS.
Tantangan, Air Mata, dan Semangat Tak Pernah Padam
Namun jalan pengabdian ini bukan tanpa rintangan. Susan sempat merasa kecewa ketika upayanya untuk audiensi ke Pemerintah Kota Cimahi ditolak.
Tapi ia tidak menyerah. Dalam sebuah forum diskusi, ia akhirnya bertemu langsung dengan Pj Wali Kota dan Ketua DPRD Cimahi.
“Dari situ banyak relasi yang bisa terjalin bahkan sampai sekarang,” ungkapnya.
Keterlibatan intens di dunia sosial membuat Susan sempat melupakan pendidikan formalnya.
Tapi ia sadar, pendidikan tetap penting. Maka dengan tekad kuat, ia mulai menabung dari hasil kerja serabutan menjadi MC, duta marketing, dan freelance lainnya hingga akhirnya bisa kembali melanjutkan kuliah.
“Kadang aku harus ke sana kemari buat bertahan hidup dan kirim ke rumah juga,” ceritanya.
Menjadi relawan juga berarti siap 24 jam membantu masyarakat, tanpa gaji tetap. Namun bagi Susan, bukan itu tujuannya.
Ia mengaku tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah, meski hingga saat ini belum ada perhatian khusus yang ia rasakan dari lembaga resmi.
“Yang betul-betul kontribusi lebih ke pribadi, bukan pemerintah. Tapi aku nggak berharap ke sana. Sejauh ini aku bisa bayar kuliah pun dari hasil freelance,” tuturnya.
Membesarkan Harapan, Menyalakan Asa
Meski banyak suka duka, Susan merasa kehidupannya lebih berwarna sejak menjadi relawan.
Ia bisa mengenal banyak orang, membangun relasi, dan yang terpenting: memberdayakan anak-anak Cimahi agar tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka.
“Kesan paling berkesan? Bisa ngeberdayain anak-anak buat bertumbuh lebih baik,” ujar Susan dengan senyum penuh harapan.
Perjalanan pengabdiannya telah mengantarkannya pada berbagai penghargaan dan pencapaian. Di antaranya adalah Sertifikasi Relawan Sosial Kemensos RI 2022–2027, Cimahi Military Heritage Ambassador 2025 Batch 2, Sertifikasi BNSP Tour Guide, hingga menjadi Relawan dan Kepala Divisi Sosial LKS Al-Hikmah Kota Cimahi.
Dan masih ada ratusan pencapaian lain yang ia ukir, diam-diam, tanpa banyak sorotan kamera.
Jiwa Sosial yang Tertanam Sejak Dini
Susan memulai langkahnya sebagai relawan sejak 2020. Awalnya hanya membantu, hingga akhirnya menemukan panggilan jiwanya.
Kini, ia mengajak siapa pun yang ia kenal untuk ikut berkontribusi baik dalam bentuk ilmu, tenaga, maupun perhatian demi keberlanjutan pembinaan anak-anak yang ia sayangi.
“Aku ngajak orang-orang yang aku kenal untuk kontribusi ke anak-anak. Baik ilmu atau apapun itu,” ucapnya penuh ketulusan.
Dunia mungkin tidak selalu adil. Tapi berkat orang-orang seperti Susan, kehangatan dan harapan tetap punya ruang di hati anak-anak jalanan, anak-anak tanpa ayah, anak-anak yang nyaris kehilangan masa depannya.
Karena Susan hadir, tak hanya untuk membina, tetapi juga untuk mencintai mereka seolah bagian dari keluarganya sendiri.
Dan hari ini, Cimahi punya alasan untuk bangga, karena salah satu putrinya sedang bekerja dalam senyap, mengubah luka menjadi cahaya, dan membesarkan harapan untuk masa depan yang lebih manusiawi. (**)